Ternyata mengajak bayi mengobrol dalam bahasa orang tua itu penting. Kemampuan buah hati anda berbahasa merupakan kebutuhan dasarnya, bahkan semenjak hari pertama ia dilahirkan. Dengan berjalanya waktu, secara bertahap ia akan belajar lebih banyak tentang bagaimana mengomunikasikan keinginan dan kebutuhanya kepada orang lain, termasuk Anda sebagai orang tuanya. Berikut tahapan perkembangan kemampuan berkomunikasi seorang anak.
Usia bayi sampai 2 tahun.
Bayi baru lahir sampai usia 3 bulanan umumnya menggumamkan jenis dan tinggi suara yang berbeda. Menggumamkan dan mengeluarkan suara-suara lembut membuat bayi mendapatkan perhatian dari lingkungannya dan ini membuatnya merasa aman dan nyaman.
Jangan pernah berfikir kita tidak bisa banyak bicara pada anak usia ini. Begitu mereka mulai menangkap ada hal-hal berbeda terhadap apapun yang Anda lakukan, verbalisasikan aksi tersebut. Contonya, "Yuk, sekarang kita ganti popok dulu." Atau "Mama mau matikan lampu kamarmu ya."
Ketika Si Kecil mendekati usia setahun, mereka mampu menirukan ekspresi yang dilihatnya dari orang-orang disekitarnya. Ia pun mulai mengasosiasikan bahasa tubuh secara sederhana lewat "kata-kata". Entah dengan meggeliat untuk mengatakan "hai", secara memberi respon yang pasti terhadap bentuk-bentuk penolakan.
Menjelang usia 2 tahun, Si Kecil kelihatanya sudah menganggap bahwa nama dirinya adalah "tidak" karena seringnya ia mengatakan "tidak"alias menunjukan sikap penantangan. Anda mungkin juga jadi berfikir bahwa kata itulah satu-satunya yang tersisa dalam kamusnya. Ini hal yang normal, Anak dalam kisaran usia ini mampu mengucapkan 6-20 kata, meski sebetulnya mereka bisa mengerti lebih banyak.
Mereka mulai menyusun kalimat-kalimat sederhana dan memberi respon secara benar terhadap pertanyaan-pertanyaan simpel yang dilontarkan kepadanya, seperti "Ini apa, sayang?".
Bayi baru lahir sampai usia 3 bulanan umumnya menggumamkan jenis dan tinggi suara yang berbeda. Menggumamkan dan mengeluarkan suara-suara lembut membuat bayi mendapatkan perhatian dari lingkungannya dan ini membuatnya merasa aman dan nyaman.
Jangan pernah berfikir kita tidak bisa banyak bicara pada anak usia ini. Begitu mereka mulai menangkap ada hal-hal berbeda terhadap apapun yang Anda lakukan, verbalisasikan aksi tersebut. Contonya, "Yuk, sekarang kita ganti popok dulu." Atau "Mama mau matikan lampu kamarmu ya."
Ketika Si Kecil mendekati usia setahun, mereka mampu menirukan ekspresi yang dilihatnya dari orang-orang disekitarnya. Ia pun mulai mengasosiasikan bahasa tubuh secara sederhana lewat "kata-kata". Entah dengan meggeliat untuk mengatakan "hai", secara memberi respon yang pasti terhadap bentuk-bentuk penolakan.
Menjelang usia 2 tahun, Si Kecil kelihatanya sudah menganggap bahwa nama dirinya adalah "tidak" karena seringnya ia mengatakan "tidak"alias menunjukan sikap penantangan. Anda mungkin juga jadi berfikir bahwa kata itulah satu-satunya yang tersisa dalam kamusnya. Ini hal yang normal, Anak dalam kisaran usia ini mampu mengucapkan 6-20 kata, meski sebetulnya mereka bisa mengerti lebih banyak.
Mereka mulai menyusun kalimat-kalimat sederhana dan memberi respon secara benar terhadap pertanyaan-pertanyaan simpel yang dilontarkan kepadanya, seperti "Ini apa, sayang?".
Usia 3-5 tahun.
Di usia ini terjadi perkembangan bahasa yang relatif cepat. Anak mulai bisa menggabungkan kata-kata yang mirip menjadi sebuah kalimat sederhana untuk menceritakan kembali sebuah cerita.
Pada usia 3 tahun Si Kecil akan mampu mengikuti arah yang dimaksud, misalnya kiri dan kanan. Ia pun bisa menyanyikan sebuah lagu dan mengulang 1-2 baris dongengkesukaanya.
Di usia 4-5 tahun, anak mulai mampu bercerita meski mungkin masih bingung menempatkan keterangan soal waktu, seperti besok, sekarang dan kemarin. Anak akan mengombinasikan ide-ide yang berbeda kedalam satu kalimat, tertarik mendengarkan cerita yang agak panjang, serta mampu mengikuti arah sesuai yang diminta.
Dalam percakapan, ia pun bisa menggunakan kata-kata yang menggambarkan hubungan sebab-akibat. Selain mampu menggunakan kata-kata seperti "mungkin" ataupun "seharusnya".
Usia 6-9 tahun.
Anak di rentang usia ini sangat ingin menghibur Anda dengan cerita-cerita mereka. Mereka memiliki imajinasi yang aktif dan kemampuan menambahkan unsur drama melalui aksi dan ekspresinya. Mereka gemar tertawa dan hobi membuat orang lain tertawa. Itulah mengapa lelucon menjadi salah satu bentuk hiburan yang mereka gemari.
Perbendaharaan kata mereka pun akan berkembang sejalan dengan kemampuan membaca. Bahkan untuk mengetahui betapa luasnya kosakata mereka, Anda mungkin harus rajin-rajin membuka kamus bila ingin nyambung saat ngobrol denganya.
Usia 10-12 tahun.
Anak pada rentang usia ini sudah mampu belajar bagaimana seninya bercakap-cakap. Mereka punya pengetahuan tentang dunia sekitar dan kosakata yang luas untuk menikmati percakapan yang menyenangkan dengan Anda. Jadi bukan hanya sebatas menyelesaikan tugas di sekolah.
Tak heran kalau waktu makan malam merupakan kesempatan yang sangat istimewa untuk menikmati perbincangan yang menyenangkan dengan Ananda. Anda bisa memancing perbincangan dengan menanyakan hal-hal yang di alaminya sepanjang hari tadi.
Akan tetapi anak usia ini umumnya cenderung bermasalah dengan perilakunya yang kurang sopan dalam bertutur, semisal omong kasar atau bicara ketus. Meskipun Anda jadi bingung dibuatnya dan kadang terpancing marah, cobalah cari tahu ada apa di balik perilaku kurang sopan tadi.
Sangat mungkin hal tersebut muncul kala anak memiliki emosi yang kuat namun rak bisa mengekspresikanya secara wajar. Untuk memintanya agar tidak menunjukan perilaku semacam itu, tunggulah sampai ia tenang.
Gunakan strategi pesan diri (i-message) untuk mengatakan pada buah hati Anda bagaimana kata-kata kasarnya membuat Anda tersinggung. Kemudian mintalah ia untuk memposisikan dirinya jika diperlakukan seperti itu. Selanjutnya barulah tanyakan apa yang bisa ia lakukan sebagai penggantinya. Tawarka sejumlah saran kemudian setujui satu solusi terbaik.