Pages

Labels

Tampilkan postingan dengan label Artikel Dewasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Dewasa. Tampilkan semua postingan

Seks Berdasarkan Usia : Tetap Mesra Meski Menua

            Benarkah pertambahan usia menimbulkan banyak problem ketika berintim-intim dengan pasangan?
            Banyak orang percaya bahwa ketika pria sudah mulai terganggu masalah ereksi atau sebaliknya wanita terkendala menopause, kehidupan seks akan mulai menurun. dr. Nugroho Setiawan, MS, SpAnd., membantah anggapan ini. Androlog dari Rumah Sakit Fatmawati ini justru menyatakan bahwa pasangan tetap dapat menikmati seks yang menyenangkan tanpa dihantui oleh pertambahan usia. “Banyak pasien saya, tetap mampu memenuhi kuota seks mereka tiga kali seminggu, meski usia sudah melewati 60 tahun. Kenapa tidak?”
            Faktor penghambat kenikmatan bercinta justru datang dari masalah kesehatan. “Pokok permasalahannya adalah kesehatan. Sekalipun usia sudah menua bisa saja merasakan seks yang menyenangkan, asal derajat kesehatan baik fisik maupun psikis senantiasa prima,” ujarnya.
            Selain itu, gangguan psikis juga dapat mengurangi gairah melakukan hubungan seksual. “Misalnya trauma akibat kekerasan seksual di masa lalu, bahkan hubungan dengan pasangan yang tidak enak dan nyaman seringkali membuat hubungan intim berikutnya menjadi tidak nikmat lagi. Gairah pun meredup,” ujar Nugroho.

Harus Bugar
            Dalam kehidupan manusia, memang terdapat usia yang disebut sebagai masa kehidupan puncak atau usia optimal. Kondisi ini biasanya dijumpai pada usia antara 25-30 tahun. Setelahnya, bisa dipastikan kondisi kesehatanya berangsur-angsur akan menurun, atau lebih buruk dibanding saat usia 30 tahun. Penurunannya bisa lambat atau cepat, tergantung pada bagaimana individu tersebut mengolah kesehatanya.
            “Banyak orang yang penurunan derajat kesehatannya demikian lambat sehingga tidak merasakan adanya gangguan pada hubungan seksual dengan pasangan. Meski usia sudah melewati 50 tahun, hubungan seks tetap exciting karena tertutupi oleh pengalaman-pengalaman yang menyenangkan,” ulas Nugroho.
            Sebaliknya, bagi orang yang sering begadang, merokok, kurang olahraga, kondisi kesehatan fisik ikut lebih cepat menurun. “Sudah bisa ditebak, sebelum usia 50 tahun pun, kalau kondisi tersebut terus dibiarkan dan tanpa pemberian hormone replacement, pasti kondisinya merosot jauh di bawah usia optimal.”
            Padahal kondisi yang sehat dan bugar, terutama untuk fungsi seksual, akan membuat seseorang bisa mencapai seks yang menyenangkan. Dalam hal ini, kondisi hormon maupun aliran darah juga harus lancar. “Yang tidak kalah penting adalah persoalan kebugaran tubuh. Seseorang yang sehat, namun sering begadang, kelelahan, pada akhirnya turut andil mengganggu hubungan seksual yang menyenangkan,” tambahnya.

Kualitas Ereksi
            Kemajuan teknologi kedokteran yang disebut anti-aging (anti penuaan) menjadi kabar baik bagi mereka yang berusia di atas 60 tahun untuk tetap mampu menikmati kehidupan seksual yang nyaman seperti layaknya usia 30 tahun.
            “Kalau senantiasa mendapatkan pengobatan yang diperlukan, tidak memiliki pengalaman seks yang buruk, maka biasanya kehidupan seksual juga tetap lancar,” imbuhnya. Oleh sebab itu, Nugroho menyayangkan anggapan sebagian orang bahwa pertambahan usia berbanding lurus dengan kekerasan ereksi.
            Kekerasan ereksi yang dimaksud Nugroho pada EHS (Erection Hardness Score). Untuk mencapai hubungan suami-istri yang menyenangkan kedua belah pihak, EHS harus mencapai nilai 4 atau diibaratkan sekeras mentimun. Nilai ini banyak dilaporkan oleh pasangan usia 20-30 tahun. Selanjutnya, pada usia di atas 40 tahun, didapat nilai 3. Di mana ereksi mengeras tapi masih bisa meliuk-liuk.
            Pada usia 50-60 tahun, ereksi biasanya mengeras tetapi sulit penetrasi sehingga hubungan seksual tidak lagi memuaskan pasangan. Sedangkan pada usia 60 tahun ke atas penis membesar, namun tetap lembek. “Alhasil pengalaman seks menyenangkan sudah menjadi kenangan yang lama saja,” ujar Nugroho.

Sembuhkan Dulu
            Lantas apa yang harus dilakukan jika kualitas ereksi sudah menurun? Nugroho menganjurkan, lebih baik hubungan seksual tidak dilanjutkan. “Kalau dilanjutkan sudah pasti tidak menyenangkan bagi pasangan. Saya anjurkan, lebih baik menunda dulu hubungan seksual dan mencari perawatan dokter, sampai akhirnya ereksinya tokcer kembali,” katanya.
            Saran Nugroho ini didasari fakta bahwa kekerasan ereksi yang mulai menurun adalah peringatan adanya masalah kesehatan.  Ketika ereksinya tidak keras berarti pembuluh darah di penis tidak sepenuhnya diisi oleh darah. Bisa jadi masalah ini dampak penyakit pencetus yang mungkin sudah mengancam. Sebut saja kegemukan, kardiovaskuler, diabetes, dan sebagainya. Alangkah baiknya, lanjut Nugroho, jika penyakit yang sudah ada disembuhkan terlebih dahulu.
            Di sisi lain, penyakit pencetus tadi bisa dihindari datangnya bila sejak dini. Caranya, antara lain dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama kalau usia sudah memasuki 60 tahun. Tidak kalah penting adalah menghindari gaya hidup yang buruk, seperti begadang, merokok, dan sebagainya.
            “Senantiasa bijak mengelola waktu antara pekerjaan dan kegiatan lainnya, akan membuat alam pikiran lebih rileks yang secara langsung membawa manfaat terhadap kualitas seks lebih menyenangkan,” jelas Nugroho. Melakukan olahraga secara teratur dan terukur juga tak kalah penting karena akan membuat kekerasan ereksi yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang jarang olahraga.
Penurunan Kadar Estrogen
            Setali tiga uang dengan wanita. Pada usia berapa pun, menjaga agar kehidupan seksual tetap bergairah dan meletup-letup adalah hal yang penting untuk setiap wanita. “Lakukan seks secara teratur tapi jangan menjadi rutin. Hindari hal-hal yang sama, buatlah eksperimen agar seks tidak membosankan,” sarannya.
            Namun, saat Anda berdua memasuki usia 40-50 tahun, keluhannya akan lebih “komplit” lagi akibat penurunan kadar hormon estrogen. Padahal di usia produktif, hormon estrogen akan melindungi wanita dari berbagai penyakit, seperti jantung dan pembuluh darah, osteoporosis, gangguan imunitas tubuh, dan sebagainya.
            Nah, begitu memasuki masa menopause maka berbagai gangguan seperti dinding vagina kering, gangguan emosional, dan sebagainya, akan hadir secara serentak  membuat hubungan seksual menjadi tak nyaman.
            Gangguan seperti ini, biasanya dapat diatasi melalui terapi suplementasi estrogen yang dinamakan HRT (Hormone Replacement Therapy). Tentu saja diawali pemeriksaan oleh dokter. “Kalau gangguan sudah teratasi, tidak ada hambatan untuk menikmati kebutuhan seksual secara rutin, layaknya usia muda di mana gairah sedang panas-panasnya,” ujar Nugroho. 

  • TUMPAK SIDABUTAR

5 Penghalang di Ranjang

    Daripada menggerutu, lebih baik pahami penyebab terganggunya aktivitas bercinta dan segera tangani bersama ahlinya.
    Ketika aktivitas ranjang jauh dari harapan, kemesraan bersama pasangan pun terganggu. Jika dibiarkan berlarut-larut, bisa jadi muncul pemikiran bahwa ada yang salah pada suami atau istri Anda. Menurut konsultan seks, Dr. Naek L Tobing, SpKJ., frekuensi ideal pasangan suami istri melakukan hubungan intim adalah sekali seminggu. "Jika terlalu sering kehilangan gairah juga tidak baik. Perlu diketahui, 60% orang yang kehilangan hasrat bercinta, disebabkan oleh penurunan libido," ujarnya.
    Gangguan libido yang menyebabkan berkurangnya nafsu seksual bersama pasangan, dapat disebabkan faktor psikologis dan organik. Lain faktor tentu lain pula penanganannya. Kabar baiknya, Tobing mengatakan bahwa sebagian besar gangguan ini dapat diobati. Baik dengan mengonsumsi obat, berkonsultasi pada pakar atau memperbaiki pola hidup. Apa saja yang menyebabkan menurunya gairah seksual? simak 5 faktor berikut.

1. Kondisi Psikologis
    Mayoritas perempuan yang mengalami gangguan gairah disebabkan oleh faktor psikologis. Misalnya stress karena pekerjaan, kelelahan mengasuh anak atau menyelesaikan urusan lain yang menyita banyak waktu dan pikiran. Jika ini terjadi, otomatis produksi hormon menurun sehingga gairah seksual pun berkurang.
    "Ia akan kehilangan hasrat, bisa juga ia ada hasrat namun sulit terangsang, atau kesulitan orgasme sehingga hasratnya turun sebelum ia mencapai puncak," papar Tobing. Namun yang lebih kompleks adalah jika masalah berasal dari pasangan. Tobing menambahkan, masalah pada suami bisa berbentuk ereksi yang tidak sempurna atau ejakulasinya cepat. "Itu bisa berakhir pada kekecewaan dan ke-engganan untuk mengulangi aktivitas ranjang lagi. Apalagi jika suami ketahuan pernah selingkuh. Itu lebih sulit karena efeknya pada stress dan trauma, "Jelas penulis buku Problema Seks Dalam Rumah Tangga.
    Jika ini terjadi pasangan suami istri harus menelusuri tujuan dari masing-masing pasangan. Apakah keduanya ingin memelihara hubungan dan berbaikan lagi? jika keduanya memiliki keinginan, menurut Tobing, mengobatinya pun mudah.

2. Efek Samping Penyakit
    Penurunan kualitas bercinta juga berasal dari kesehatan fisik atau disebut faktor kimia. Contohnya penderita penyakit gula darah, deabetes, impotensi, atau liver. "Itu bisa membuat nafsu turun juga. Jika liver terganggu, maka stamina menurun. Ketika hipertensi, ia akan meminum obat sangat banyak yang menyebabkan kepala pening dan penurunan gairah," kata Tobing.
    Namun jika ketidakstabilan salah satu organ yang menyebabkan penyakit tersebut sudah di obati, gairah seksual pun dapat dibangkitkan lagi. "Setelah diobati penyakitnya, bisa ditumbuhkan kembali gairah seksual dengan memancing hormon," tambahnya.

3. Gangguan Hormon
    Hormon yang menjadi penentu gairah seks yaitu testosteron dan esterogen. Keduanya harus selalu diproduksi dengan baik dan seimbang. Pasalnya, hormon esterogen akan berpengaruh pada produksi cairan ketika bersenggama, sedangkan hormon testosteron berpengaruh pada sensitivitas organ menerima rangsang.
    Keduanya membutuhkan satu sama lain untuk memperoleh pengalaman seksual yang baik. "Itu harus seimbang. Pada wanita sebetulnya jumlah yang dibutuhkan kecil, tapi jika ia stress, itu bisa turun jauh dibawah normal dan bisa berbahaya," ujar Tobing. Namun jika penurunan jumlah hanya sesekali dan tidak berlangsung lama, tentu masih termasuk dalam kondisi normal.
    Selain itu, produksi hormon prolaktin yang berlebih sebelum waktunya pun dapat menjadi penyebab. Hormon prolaktin idelnya meningkat ketika perempuan sudah melahirkan. Sebaliknya, jika sebelum melahirkan ia malah memiliki banyak hormon prolaktin, gairah seksual pada perempuan bisa menurun. "Kelebihan hormon ini bukan genetik, tapi bawaan sejak lahir. Efeknya dapat sangan mengganggu aktivitas seksual karena menyebabkan seseorang sulit terangsang dan hilang keinginan untuk melakukan hubungan seks," tukas Tobing.
    Selain menghilangkan gairah, hormon ini juga mengakibatkan seseorang sulit memiliki anak karena proses pematangan sel telur menjadi terganggu. Sayangnya, gangguan yang disebabkan oleh hormon ini termasuk sulit diobati. " Memang ada obat khususnya, namun pengobatanya lebih sulit dibanding alasan sekunder," tukasnya.

4. Pengalaman Traumatis
    Penyebab hilangnya libido yang paling berat ada pada kategori life long dalam artian seseorang tidak memiliki gairah seksual sejak lamaatau bisa juga sejak lahir. " Dari awal dia memang tidak ada nafsu. Dia menikah hanya karena merasa sudah perlu untuk menikah akan tetapi hasrat seksual atau libidonya tetap tidak ada," papa yang berprofesi sebagai psikiater ini.
    Pada umumnya mereka yang masuk pada kategori ini mengalami trauma sejak kecil ketika hormon seksnya belum bekerja. "Misalnya di masa kecilnya ia sering disiksa, dipermainkan, atau mengalami pelecehan seksual, itu akan berbekas sampai seumur hidup." Namun kasus yang paling banyak terjadi adalah ketika sejak kecil ia menjadi saksi dari percekcokan orang tua.
    Life long memang jarang terjadi dan jarang diungkapkan, sekaligus paling sulit untuk disembuhkan. Pasalnya jika saraf terlanjur rusak, lanjut Tobing, gangguan tidak akan bisa diperbaiki. "Ini sebagian besar terjadi pada perempuan. Mungkin karena perempuan dilahirkan lebih sensitif. Sementara pada laki-laki justru jarang terjadi," tukas seks educator ini.

5. Gaya Hidup
    Alasan terakhir penyebab gangguan aktivitas bercinta pada suami istri adalah gaya hidup. "Contoh kasus, ketika istri hobi menonton film hingga pukul 02.00 pagi, padahal suami sudah mengajaknya masuk kamar dari pukul 22.00 malam. Istri terus menolak karena sedang asyik menonton, kemudian suami tidak senang. Akhirnya ia memuaskan diri sendiri dan rutinitas seksual menjadi berantakan," papar Tobing.
    Gangguan juga bisa disebabkan kebisaan salah satu pasangan mengonsumsi obat-obatan terlarang atau merokok. Tobing menjelaskan kebiasaan merokok pada laki-laki dapat menyebabkan libido menurun. "Laki-laki membutuhkan kondosi tubuh yang sangat prima, sementara merokok dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit dan ereksi menjadi telat, "tambahnya.

  • ANNELIS BRILIAN
   

5 Cara Tingkatkan Gairah Seksual

        Jika makanan terbukti tidak dapat meningkatkan gairah seksual, mungkin Anda  bisa mencoba cara yang dikatakan Chaterine Hood, spesialis pengobatan psikoseksual ini :
1.       Percaya Diri
Kurangnya rasa percaya diri mampu menurunkan gairah seks. Ketika mood Anda sedang tidak bagus, istirahatkan pikiran Anda dari semua pekerjaan dan lakukanlah hal-hal yang menurut Anda menyenangkan.
2.       Pijat
Pijatan dengan teknik yang tepat dapat mengendurkan otot-otot yang kaku dan stres, sekaligus merang sang gairah seksual Anda.
3.       Makanan yang tepat
Apa yang Anda konsumsi sangat berpengaruh dengan kegiatan seksual Anda. Oleh karena itu, makanlah 5-9 jenis buah dan sayuran untuk menjaga kesehatan. Kandungan vitamin dan antioksidan pada buah dan sayuran juga bisa membantu memperlancar peredaran darah, termasuk organ seks dan menurunkan resiko berbagai penyakit.
4.       Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas tidak hanya dapat menurunkan rasa percaya diri Anda, tapi juga menghilangkan keinginan untuk melakukan hubungan seks dengan pasangan.
5.       Berhenti merokok
Semua orang juga tahu kalau merokok bisa berdampak buruk bagi kesehatan, terutama penyempitan pembuluh darah pada organ seksual.

Kamus Kontrasepsi


                Masih ingatkah Anda dengan jargon kampanye keluarga berencana (KB), “Dua Anak Sudah Cukup” nah, menurut Dr. dr. Junita Indarti, SpOG(K)., dari Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo, kontrasepsi bertujuan untuk menunda, menjarangkan, dan menghentikan kehamilan. Selain pasutri yang sudah lama menikah dan memiliki anak, kontrasepsi juga digunakan oleh pasutri yang baru menikah.

                Meski demikian, kontrasepsi hanyalah alat bantu sehingga kegagalan mungkin terjadi. Seperti isi salah satu isi penelitian yang menyebutkan pada 1000 wanita yang menggunakan kontrasepsi inplan ada sekitar 0,1 persen atau 1 orang yang bisa mengalami kegagalan selama pemakaian 12 bulan pertama. Namun bila tidak menggunakan kontrasepsi sama sekali, kegagalanya bisa menjadi lebih besar lagi.

Sebelum memilih alat kontrasepsi, Anda perlu menyiapkan beberapa hal :

Melakukan diskusi bersama petugas kesehatan melalui program konseling KB. Petugas akan memaparkan berbagai metode kontrasepsi, keunggulan, kerugian, indikasi, kontraindikasi, dan menyesuaikanya dengan kondisi msing-masing individu dan pasutri.

Mengetahui tujuan pengetahuan kontrasepsi agar dapat menyesuaikan kontrasepsi yang ingin dipakai. Misalnya, jika ingin menjarangkan kehamilan menggunakan spiral atau inplan atau bila tidak ingin memiliki anak lagi bisa memilih MOW/MOP atau sterilisasi.
Penapisan (screening) pada masing-masing individu untuk menentukan apakah terdapat keadaan (kontraindikasi) yang membutuhkan perhatian khusus, seperti penyakit sismatik (diabetes melitus, hipertensi, gangguan pembekuan darah, penyakit menular seksual, tuberculosis, dan sebagainya). Pada tahap ini, petugas mewawancarai pasutri, melakukan pemeriksaan fisik, dan bila diperlukan, melakukan pemeriksaan labolatorium.
Persetujuan dan komitmen pasutri setelah memilih dan menetapkan metode kontrasepsi, termasuk melakukan follow-up setelah dipasangkan alat kontrasepsi.
8 Macam Kontrasepsi
Saat ini terdapat delapan metode kontrasepsi yang diperkenankan di Indonesia, berikut pemaparanya :

1.    Anemore Laktasi (MAL)
  • Mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI)
  • Syarat dan prosedur pemakaiannya, ibu harus menyusui secara penuh (full braest feeding), belum haid, dan usia bayi kurang dari enam bulan.
  • Cara kerja metode ini adlah menunda atau menekan ovulasi.
  • Tidak dianjurkan jika haid sudah datang, Si ibu tidak menyusui secara ekslusif lagi, serta usia bayi sudah lebih dari enam bulan.

2.    Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
  • Mengandalkan pantang senggama di masa subur. Artinya, istri harus mengetahui kapan masa suburnya berlangsung dengan mengacu pada metode lendir serviks dan sistem kalender.
  • Untuk mengetahuimasa subur, sebaiknya Anda meminta bantuan petugas kesehatan untuk mengetahui masa subur. Atau, cek sendiri dan perhatikan lendir serviks yang keluar dari vagina. Lendir serviks pada masa subur biasanya berubah menjadi semakin licin, bening, mulur, dan encer. Saat memeriksa,pastikan tangan Anda bersih ya!
  • Pada sistem kalender, masa subur kira-kira terjadi di hari ke 12-16setelah haid (dalam siklus 28 hari).
  • Sifat KB ini sementara dan terkadang sulit diterapkan karena siklus haid setiap wanita tidak sama dan pasutri harus disiplin untuk mencapai keberhasilan.

3.       Senggama Terputus
  • Pria mengeluarka penis dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat di cegah.
  • Sifat KB sementara dan efektivitasnya tergantung pada kesediaan suami.

4.       Barrier
  • Kondom untuk pria bekerja menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel terus dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang saat penis eraksi.
  • Diafragma adalah pengaman untuk wanita yang menahan sperma agar tidak mendapat akses mencapi saluran alat reproduksi bagian atas serta memiliki spermidas yang meatikan sperma. 
  • Diafragma berbentuk kap bulat cembung yang tebuat dari lateks yang diinsersikan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutupi serviks.

5.       Kontrasepsi Kombinasi
          Kontrasepsi ini terbagi menjadi dua, yaitu :
          a.    Pil Kombinasi
  • Mengandung 21 pil hormon aktif estrogen dan progestin serta tujuh pil tanpa hormon (plasebo).
  •  Bekerja dengan cara menekan ovulasi, mencegah penempelan sel telur yang sudah dibuahi dalam rahim, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma, dan mengganggu pergerakan saluran telur sehingga transportasi sel telur  terhambat.
  • Sifat KB ini sementara dan efektivitasnya tinggi bila digunakan teratur. Jadi, jika istri lupa meminum pil ini, meski hanya sehari, kesuburanya dapat segera kembali.
  • Pil kombinasi bisa digunakan perempuan usia reproduksi, kecuali ibu hamil atau diduga hamil, menyusui, pendarahan yang tidak diketahui sebabnya, penyakit liver akut, perokok lebih dari 35 tahun, memiliki riwayat gangguan pembekuan darah, dan kanker payudara.
  • Harganya relatif mahal, efek samping yang mungkin dirasakan adalah mual, pendarahan bercak atau sela (selama pemakaian 3 bulan pertama), berat badan naik, tekanan darah meningkat, dan mengurangi ASI.
           b.   Suntik Kombinasi
  • Suntik kombinasi mengandung hormon aktif kombinasi yang diberikan melalui injeksi intramuscular.
  • Suntik kombinasi cukup diberikan tiap empat minggu.
  • Bekerja dengan menekan ovulasi, membuat lendir serviks kental sehingga sperma sukar lewat, dinding rahim menjadi atrofi sehingga implantasi, dan menghambat transportasi hasil pembuahan sperma dan sel telur di tuba.
  • Efek sampingnya adalah perubahan pola haid seperti pendarahan bercak atau spotting atau pendarahan sela selama 10 hari, mual, penambahan berat badan.

6.       Kontrasepsi Progestin
        Kontrasepsi hormonal ini berbeda dengan kontrasepsi kombinasi karena hanya mengandung hormon progestin. Yang termasuk dalam kontrasepsi progestin adalah :
            a.   Suntik Progestin
  • Efektif dan aman dipakai semua wanita usia reproduksi, cocok untuk masa menyusui karena tidak menekan produksi ASI.
  • Jenis suntikan yang banyak dikenal adalah depo mendroksiprogesteron asetat (DMPA) dan diberikan setiap tiga bulan di bokong.
  • Cara kerjanya sama dengan suntik kombinasi.
            b.   Pil Progestin
  • Bisa juga digunakan ibu menyusui dan tidak menurunkan produksi ASI.
  • Pil mulai diminum pada hari 1-5 siklus haid.
  • Salah satu cara kerjanya mengubah pergerakan saluran telur.
  • Kontrasepsi ini bersifat sementara dan efektivitasnya tinggi bila digunakan secara benar.
           c.   Susuk atau Implant
  • Batang silastik lembut yang diinsersikan ke sisi medial lengan atas.
  • Terdiri dari 1 batang (implanon), 6 batang (norplant) dan yang paling banyak digunakan adalah 2 batang (indoplant). Implanon dan indoplant dapat bertahan selama 3 tahun, sedangkan norplant 5 tahun.
  • Metode ini mengganggu pembentukan lapisan dinding rahim sehingga sulit terjadi implantasi. Efektivitasnya dapat hilang setelah implant dicabut.
           d.   AKDR Progestin
  •  Serupa dengan AKDR biasa namun hanya mengandung hormon progestin.

7.       Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
  • Kontrasepsi berupa kerangka plastik berupa huruf “T” yang diselubungi kawat halus dan terbuat dari tembaga (Cu).
  • AKDR yang beredar di Indonesia adalah Cu-T-380A dan Nova T.
  • Alat ini menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi, memengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri, mencegah sperma dan sel telur bertemu, serta mencegah implantasi.
  • Saat pemasangan akan terasa sedikt nyeri di vagina, bisa juga terjadi komplikasi dinding uterus jika pemasangan tidak dilakukan dengan benar.

8.       Kontrasepsi Mantap
          Sifatnya permanen dan terdiri dari dua jenis, yaitu :
          a.   Tubektomi
  • Dikenal sebagai Medik Operasi Wanita (MOW). Prosedurnya mengikat, memotong, atau memasang cincin pada saluran telur sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan sel telur.
  • Dilakukan pada wanita yang sudah terlalu banyak memiliki anak atau tidak boleh hamil lagi karena alasan medis.
          b.   Vasektomi
  • Sedangkan vasektomi atau Medik Operasi Pria (MOP) adalah bedah minor pada oklusi vasa diferensia sehingga transportasi sperma terhambat dan proses pembuahan dengan sel telur tidak terjadi.
  • Pemotongan dilakukan pada sebagian (0,5-1cm) saluran kemih.
  • Meski bisa pulih kembali dengan penyambungan kembali, pikirkan matang-matang sebelum memilih kontrasepsi ini karena metode ini bersifat permanen.