Masih ingatkah Anda dengan jargon kampanye keluarga berencana (KB), “Dua Anak Sudah Cukup” nah, menurut Dr. dr. Junita Indarti, SpOG(K)., dari Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo, kontrasepsi bertujuan untuk menunda, menjarangkan, dan menghentikan kehamilan. Selain pasutri yang sudah lama menikah dan memiliki anak, kontrasepsi juga digunakan oleh pasutri yang baru menikah.
Meski demikian, kontrasepsi hanyalah alat bantu sehingga kegagalan mungkin terjadi. Seperti isi salah satu isi penelitian yang menyebutkan pada 1000 wanita yang menggunakan kontrasepsi inplan ada sekitar 0,1 persen atau 1 orang yang bisa mengalami kegagalan selama pemakaian 12 bulan pertama. Namun bila tidak menggunakan kontrasepsi sama sekali, kegagalanya bisa menjadi lebih besar lagi.
Sebelum memilih alat kontrasepsi, Anda perlu menyiapkan beberapa hal :
Melakukan diskusi bersama petugas kesehatan melalui program konseling KB. Petugas akan memaparkan berbagai metode kontrasepsi, keunggulan, kerugian, indikasi, kontraindikasi, dan menyesuaikanya dengan kondisi msing-masing individu dan pasutri.
Mengetahui tujuan pengetahuan kontrasepsi agar dapat menyesuaikan kontrasepsi yang ingin dipakai. Misalnya, jika ingin menjarangkan kehamilan menggunakan spiral atau inplan atau bila tidak ingin memiliki anak lagi bisa memilih MOW/MOP atau sterilisasi.
Penapisan (screening) pada masing-masing individu untuk menentukan apakah terdapat keadaan (kontraindikasi) yang membutuhkan perhatian khusus, seperti penyakit sismatik (diabetes melitus, hipertensi, gangguan pembekuan darah, penyakit menular seksual, tuberculosis, dan sebagainya). Pada tahap ini, petugas mewawancarai pasutri, melakukan pemeriksaan fisik, dan bila diperlukan, melakukan pemeriksaan labolatorium.
Persetujuan dan komitmen pasutri setelah memilih dan menetapkan metode kontrasepsi, termasuk melakukan follow-up setelah dipasangkan alat kontrasepsi.
8 Macam Kontrasepsi
Saat ini terdapat delapan metode kontrasepsi yang diperkenankan di Indonesia, berikut pemaparanya :
1. Anemore Laktasi (MAL)
2. Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
3. Senggama Terputus
4. Barrier
5. Kontrasepsi Kombinasi
Kontrasepsi ini terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Pil Kombinasi
6. Kontrasepsi Progestin
Kontrasepsi hormonal ini berbeda dengan kontrasepsi kombinasi karena hanya mengandung hormon progestin. Yang termasuk dalam kontrasepsi progestin adalah :
a. Suntik Progestin
7. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
8. Kontrasepsi Mantap
Sifatnya permanen dan terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Tubektomi
Meski demikian, kontrasepsi hanyalah alat bantu sehingga kegagalan mungkin terjadi. Seperti isi salah satu isi penelitian yang menyebutkan pada 1000 wanita yang menggunakan kontrasepsi inplan ada sekitar 0,1 persen atau 1 orang yang bisa mengalami kegagalan selama pemakaian 12 bulan pertama. Namun bila tidak menggunakan kontrasepsi sama sekali, kegagalanya bisa menjadi lebih besar lagi.
Sebelum memilih alat kontrasepsi, Anda perlu menyiapkan beberapa hal :
Melakukan diskusi bersama petugas kesehatan melalui program konseling KB. Petugas akan memaparkan berbagai metode kontrasepsi, keunggulan, kerugian, indikasi, kontraindikasi, dan menyesuaikanya dengan kondisi msing-masing individu dan pasutri.
Mengetahui tujuan pengetahuan kontrasepsi agar dapat menyesuaikan kontrasepsi yang ingin dipakai. Misalnya, jika ingin menjarangkan kehamilan menggunakan spiral atau inplan atau bila tidak ingin memiliki anak lagi bisa memilih MOW/MOP atau sterilisasi.
Penapisan (screening) pada masing-masing individu untuk menentukan apakah terdapat keadaan (kontraindikasi) yang membutuhkan perhatian khusus, seperti penyakit sismatik (diabetes melitus, hipertensi, gangguan pembekuan darah, penyakit menular seksual, tuberculosis, dan sebagainya). Pada tahap ini, petugas mewawancarai pasutri, melakukan pemeriksaan fisik, dan bila diperlukan, melakukan pemeriksaan labolatorium.
Persetujuan dan komitmen pasutri setelah memilih dan menetapkan metode kontrasepsi, termasuk melakukan follow-up setelah dipasangkan alat kontrasepsi.
8 Macam Kontrasepsi
Saat ini terdapat delapan metode kontrasepsi yang diperkenankan di Indonesia, berikut pemaparanya :
1. Anemore Laktasi (MAL)
- Mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI)
- Syarat dan prosedur pemakaiannya, ibu harus menyusui secara penuh (full braest feeding), belum haid, dan usia bayi kurang dari enam bulan.
- Cara kerja metode ini adlah menunda atau menekan ovulasi.
- Tidak dianjurkan jika haid sudah datang, Si ibu tidak menyusui secara ekslusif lagi, serta usia bayi sudah lebih dari enam bulan.
2. Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
- Mengandalkan pantang senggama di masa subur. Artinya, istri harus mengetahui kapan masa suburnya berlangsung dengan mengacu pada metode lendir serviks dan sistem kalender.
- Untuk mengetahuimasa subur, sebaiknya Anda meminta bantuan petugas kesehatan untuk mengetahui masa subur. Atau, cek sendiri dan perhatikan lendir serviks yang keluar dari vagina. Lendir serviks pada masa subur biasanya berubah menjadi semakin licin, bening, mulur, dan encer. Saat memeriksa,pastikan tangan Anda bersih ya!
- Pada sistem kalender, masa subur kira-kira terjadi di hari ke 12-16setelah haid (dalam siklus 28 hari).
- Sifat KB ini sementara dan terkadang sulit diterapkan karena siklus haid setiap wanita tidak sama dan pasutri harus disiplin untuk mencapai keberhasilan.
3. Senggama Terputus
- Pria mengeluarka penis dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat di cegah.
- Sifat KB sementara dan efektivitasnya tergantung pada kesediaan suami.
4. Barrier
- Kondom untuk pria bekerja menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel terus dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang saat penis eraksi.
- Diafragma adalah pengaman untuk wanita yang menahan sperma agar tidak mendapat akses mencapi saluran alat reproduksi bagian atas serta memiliki spermidas yang meatikan sperma.
- Diafragma berbentuk kap bulat cembung yang tebuat dari lateks yang diinsersikan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutupi serviks.
5. Kontrasepsi Kombinasi
Kontrasepsi ini terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Pil Kombinasi
- Mengandung 21 pil hormon aktif estrogen dan progestin serta tujuh pil tanpa hormon (plasebo).
- Bekerja dengan cara menekan ovulasi, mencegah penempelan sel telur yang sudah dibuahi dalam rahim, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma, dan mengganggu pergerakan saluran telur sehingga transportasi sel telur terhambat.
- Sifat KB ini sementara dan efektivitasnya tinggi bila digunakan teratur. Jadi, jika istri lupa meminum pil ini, meski hanya sehari, kesuburanya dapat segera kembali.
- Pil kombinasi bisa digunakan perempuan usia reproduksi, kecuali ibu hamil atau diduga hamil, menyusui, pendarahan yang tidak diketahui sebabnya, penyakit liver akut, perokok lebih dari 35 tahun, memiliki riwayat gangguan pembekuan darah, dan kanker payudara.
- Harganya relatif mahal, efek samping yang mungkin dirasakan adalah mual, pendarahan bercak atau sela (selama pemakaian 3 bulan pertama), berat badan naik, tekanan darah meningkat, dan mengurangi ASI.
- Suntik kombinasi mengandung hormon aktif kombinasi yang diberikan melalui injeksi intramuscular.
- Suntik kombinasi cukup diberikan tiap empat minggu.
- Bekerja dengan menekan ovulasi, membuat lendir serviks kental sehingga sperma sukar lewat, dinding rahim menjadi atrofi sehingga implantasi, dan menghambat transportasi hasil pembuahan sperma dan sel telur di tuba.
- Efek sampingnya adalah perubahan pola haid seperti pendarahan bercak atau spotting atau pendarahan sela selama 10 hari, mual, penambahan berat badan.
6. Kontrasepsi Progestin
Kontrasepsi hormonal ini berbeda dengan kontrasepsi kombinasi karena hanya mengandung hormon progestin. Yang termasuk dalam kontrasepsi progestin adalah :
a. Suntik Progestin
- Efektif dan aman dipakai semua wanita usia reproduksi, cocok untuk masa menyusui karena tidak menekan produksi ASI.
- Jenis suntikan yang banyak dikenal adalah depo mendroksiprogesteron asetat (DMPA) dan diberikan setiap tiga bulan di bokong.
- Cara kerjanya sama dengan suntik kombinasi.
- Bisa juga digunakan ibu menyusui dan tidak menurunkan produksi ASI.
- Pil mulai diminum pada hari 1-5 siklus haid.
- Salah satu cara kerjanya mengubah pergerakan saluran telur.
- Kontrasepsi ini bersifat sementara dan efektivitasnya tinggi bila digunakan secara benar.
- Batang silastik lembut yang diinsersikan ke sisi medial lengan atas.
- Terdiri dari 1 batang (implanon), 6 batang (norplant) dan yang paling banyak digunakan adalah 2 batang (indoplant). Implanon dan indoplant dapat bertahan selama 3 tahun, sedangkan norplant 5 tahun.
- Metode ini mengganggu pembentukan lapisan dinding rahim sehingga sulit terjadi implantasi. Efektivitasnya dapat hilang setelah implant dicabut.
- Serupa dengan AKDR biasa namun hanya mengandung hormon progestin.
7. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
- Kontrasepsi berupa kerangka plastik berupa huruf “T” yang diselubungi kawat halus dan terbuat dari tembaga (Cu).
- AKDR yang beredar di Indonesia adalah Cu-T-380A dan Nova T.
- Alat ini menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi, memengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri, mencegah sperma dan sel telur bertemu, serta mencegah implantasi.
- Saat pemasangan akan terasa sedikt nyeri di vagina, bisa juga terjadi komplikasi dinding uterus jika pemasangan tidak dilakukan dengan benar.
8. Kontrasepsi Mantap
Sifatnya permanen dan terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Tubektomi
- Dikenal sebagai Medik Operasi Wanita (MOW). Prosedurnya mengikat, memotong, atau memasang cincin pada saluran telur sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan sel telur.
- Dilakukan pada wanita yang sudah terlalu banyak memiliki anak atau tidak boleh hamil lagi karena alasan medis.
- Sedangkan vasektomi atau Medik Operasi Pria (MOP) adalah bedah minor pada oklusi vasa diferensia sehingga transportasi sperma terhambat dan proses pembuahan dengan sel telur tidak terjadi.
- Pemotongan dilakukan pada sebagian (0,5-1cm) saluran kemih.
- Meski bisa pulih kembali dengan penyambungan kembali, pikirkan matang-matang sebelum memilih kontrasepsi ini karena metode ini bersifat permanen.